Pesan Langit untuk Manusia
Hai kawan cerita, selamat siang !
Bagaimana kabar kalian, ku harap terus baik dan semakin baik yaa
Hari ini aku akan sedikt bercerita tentang segala di dunia ini tak ada yang tercipta abadi. Iya, segala yang kau punya saat ini tak akan terus kau miliki selamanya. Sekuat apapun kau menjaganya agar tetap selalu kau miliki setiap waktu. Jika semesta telah berkehendak untuk memulangkannya maka tak ada pilihan lain selain merelakannya.
Mungkin hatimu tak akan pernah siap menerima kehilangan itu. Karena iya aku paham, tak ada perpisahan yang menyenangkan untuk dilakukan. Tetapi jika dengan kepergiannya meninggalkanmu ia mampu menjadi seorang manusia yang lebih baik, manusia yang jauh lebih bahagia daripada saat masih bersamamu, apa boleh buat. Katanya menyayangi itu berarti juga ingin terus melihatnya bahagia bukan, bahkan ketika bahagianya bukan karenamu. Tapi aku paham suatu ketika kau pasti ingin pula melihatnya kembali tertawa atas sikap dan perlakuanmu bukan, iya kita masih manusia yang tak mampu naif atas hal itu se ikhlas apapun rasa sayang kita terhadap seseorang.
Tentang menyayangi satu belah pihak, tentang rasa sayang atas satu hati saja. Mungkin bukan hanya aku yang pernah berada di posisi ini. Ada yang berani mengungkapkannya mencoba mengatakan segala perasaannya pada orang yang disayang agar ia akhirnya mampu memilikinya. Ada pula yang lebih memilih bersembunyi atas segala pengakuan, lebih memilih berteman namun mampu terus dekat dan selalu ada. Walaupun konsekuensi terbesarnya adalah harus mampu kuat menjadi pendengar cerita bahagia Sang Teman Tersayang dengan kekasihnya. Apapun itu, kalian hebat kawan. Kalian hebat mampu terus bertahan memelihara rasa sayang itu, meski tak ternilai, tak terlihat, tak berbalas apapun.
Seorang teman yang selalu ada saat Sang Teman terluka, berusaha sekuat tenaga mencari berbagai cara agar ia mampu kembali tertawa bahagia lagi. Seorang yang tak pernah pergi kemana mana, saat ia butuh telinga untuk mendengar ceritanya dan mulut untuk memberi saran terbaik, sepadat apapun kegiatannya, ia selalu punya waktu. Seorang yang mampu dan mau menerobos hujan deras, teriknya panas matahari demi memenuhi apa yang ia butuhkan.
Seseorang yang tak pernah menampakkan kesedihannya di depan wajahmu, tak pernah ada sedikit pun luka dan lara yang ia tampakkan selain tawa yang tiada hentinya. Ia yang tak pernah lelah mendengar hingga kau lupa ia juga butuh didengar. Ia yang selalu memenuhi maumu hingga kau lupa bahwa ia pun punya keinginan. Seorang yang tak pernah lelah mengobati laramu hingga kau lupa bahwa ia juga punya luka. Seorang yang tak pernah lalai menguatkanmu hingga kau lalai ia juga pernah tersungkur dan kesusahan untuk berdiri kembali.
Hanya karena ia terlalu pintar memainkan topeng kebahagiannya, bukan berarti ia tak punya sisi kelam.
Kau mungkin memang tak pernah menyayanginya. Kau mungkin memang tak pernah peduli akan hidupnya. Namun, bukankah kau manusia yang punya hati untuk merasa. Kau boleh tak menyayanginya tapi tolong jangan selalu menganggapnya baik baik saja di setiap waktu. Kau tak akan tahu waktunya hingga kapan. Kau tak akan tahu kapan Tuhan memanggilnya. Manusia ini, pendengar,pengobat luka, penghibur sedihmu ini tak akan ada hidup selamanya. Maka, setidaknya jika kau memang tak menyayanginya namun tetap manusiakan lah ia, jangan anggap dia seorang badut tanpa hati dan luka.
Komentar
Posting Komentar