Tentang Gelap

Dari sejak aku kecil, gelap sering jadi monster mengerikan yang tak pernah kuinginkan datang menghampiri hidupku sampai kapanpun. Dulu, saat aku sedang asyik bermain lalu tiba-tiba listrik di rumah mati sehingga membuat seisi rumah mati lampu, aku langsung berlari mencari setitik cahaya. Aku takut ditelan gelap. Aku tak suka dengan warnanya yang hitam pekat seperti menyimpan seluruh hal buruk yang ada di semesta ini. Aku pasti sudah berteriak, menangis saat gelap singgah lebih lama dari biasanya. Semua terasa lumpuh. Segala yang awalnya terang penuh kebahagiaan tiba-tiba saja berubah menjadi mengerikan. Seperti semesta sedang menekan tombol off saat kita sedang dimanjakan oleh hangat yang terus dialiri oleh cahaya lampu.
Jadi, apa kau pernah berada di fase gelap tersebut? mungkin bukan karena seisi rumahmu mati lampu. Bukan juga karena matahari sudah pamit undur diri dari semestamu. Tapi, karena hidupmu yang kian hari kian redup. Cahaya yang mulanya penuh dengan sinar, perlahan mulai melemah. Hidupmu yang mulanya baik-baik saja entah apa yang terjadi menjadi karut-marut tidak karuan. Dunia sekitarmu tetap terang sedangkan hidupmu sendiri yang penuh kegelapan. Rasanya kau tenggelam akan rasa tak menyenangkan yang kian hari kian membuatmu sesak. Hingga tawa yang mulanya selalu kau suarakan kini berganti dengan isakan yang tak ada hentinya. Duniamu yang dulunya ramai kini kian sepi. Satu persatu manusia memilih meninggalkan dirimu sendirian. Studimu yang dulu cemerlang kini terus memburuk. Hingga kau tak mengerti lagi harus apa dan bagaimana cara membuat dirimu sendiri kembali bahagia seperti semula di tengah kehidupan yang tak ada yang benar.
gelap......
kau lumpuh, tertatih mencari cahaya dengan merangkak pelan.
Rintihan lara tak pernah henti kau gumamkan.
tak ada satupun manusia yang mendengar.
tak ada setitik cahaya yang menghampiri.
kau kelelahan, perlahan kau geletakkan tubuhmu pada lanta dingin yang kau pijaki
membiarkan menangis satu kali lagi berharap semesta menekan tombol onnya untuk dirimu
kau biarkan dirimu tenggelam oleh air mata 
kau ulangi rangkakanmu dengan langkah lebih lemah
hingga akhirnya kau bosan
kau lelah
kau tak kuat terus merangkak
kau mulai belajar kembali berdiri di tengah gelap
satu kali, dua kali tubuhmu tersungkur
kau kembali menangis 
kau coba lebih keras melawan gelap
lalu akhirnya kau bisa berdiri 
perlahan mulai berjalan 
belajar menjadikan gelap sebagai sahabat
satu satunya teman saat seisi bumi pergi meninggalkan
hingga kini kau telah  terbiasa akan kegelapan
tak ada lagi suara isakan dan rangkakan pelan
bahkan kau sudah bisa menari di tengah gelap
kau sudah terbiasa akan sepi 
bahkan sendiri sudah jadi belahan jiwamu 
jadi suatu kekuatan baru yang telah menyelamatkanmu dan mengajarimu cara berdiri dan berlari
gelap masih disana
masih terus menghampiri
tapi dirimu yang sekarang sudah berbeda
gelap sudah mendewasakanmu
bahwa ia bukan monster mengerikan walaupun ia tetap menyakitkan untuk ditelan
ia sahabat yang tak akan mampu kau lupakan
seorang yang mampu mendewasakan
yang mengajakmu terluka hingga kau bisa menemukan bahagiamu sendiri berkat menaklukannya

jadi,jangan takut gelap
jangan pernah takut akan kesengsaraan dan buruknya semesta yang sedang kau hadapi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Cerita Wattpad #4

Menjadi Si Baik di Semesta yang Kian Tua

Rekomendasi Cerita Wattpad #8