Bisik Paling Berisik
Selepas deras hujan mengguyur bumi dengan begitu tega, malam tak lama tiba. Sepertinya hujan takut pada malam hingga ia bergegas pergi sebelum angkasa mulai gelap. Senyap. Kata yang ia kira mampu mendeskripsikan semesta ketika angkasa berubah rona. Tapi tidak untuk kali ini. Senyapnya malam terganggu oleh bising suara tak terdengar. Tersimpan rapi dalam lubuk hati seorang manusia. Matanya tak lepas tercekat pada layar di hadapannya. Mulutnya diam namun tidak dengan apa yang ada dalam hati dan pikirannya. Mereka saling beradu. Berdebat tentang sesuatu. Hatinya mendamba sesuatu. Otaknya menolak tak mau. Sepasang organ yang selalu saja tak mampu bersatu. Raga yang mereka tempati menjadi semakin ragu. Hati tak pernah menipu. Apa yang ia rasa tidak pernah pura-pura. Namun, otak tak pernah salah. Banyak rasa yang kadang tak perlu ditanggapi dengan sungguh. Banyak rasa yang kadang tak perlu diiyakan agar tak terlalut semakin dalam. Tapi untuk malam yang sendu ini, rasa itu benar-benar begitu menyiksanya. Bahkan ia tak tahu lagi bagaimana agar rasa itu pergi berlalu bersama dinginnya malam. Segala cara pembunuhan mungkin telah ia coba lakukan. Namun, rasa itu benar tak pergi. Bahkan rasa itu seolah punya suara. Ia meronta dengan begitu keras memekikan telinga. Suara itu ingin keluar. Suara itu butuh penenang. Namun percuma, tak ada cara apapun yang mampu mengobatinya sedikitpun. Bahkan mungkin sampai teriakan itu kehilangan suaranya pun tak ada satu halpun yang mampu dilakukan. Hilang sudah segala pertolongan.Mungkin bisa saja jika dipaksakan mengemis meminta sedikit saja belas kasihan agar sedikit saja suara itu memelan atau paling tidak tak menganggu sang raga beraktivitas. Namun, otak pasti marah tak karuan. Ia terlalu sering memaafkan hati melakukan apa yang seharusnya tak perlu dilakukan. Tapi hati terlalu lemah menahan segala bising teriakan dan sesak rasa. Suara itu masih berisik meminta ditemukan pada Tuannya. Namun. segala yang telah hilang mustahil berpulang. Sekeras apapun teriakan yang disuarakan tak akan sampai pada sepasang telinga yang didamba.
Komentar
Posting Komentar